Mungkin Cerita ini bisa mewakili Dari Judul diatas.
Ada Sebuah sekolah yang memiliki Sistem Pembagian Kelas, Anggap Saja Kelas A dan Kelas B, Kepala sekolah membagi Kelas ini karena Jumlah Siswa tidak cukup untuk ditampung dalam satu Kelas, Sehingga sang Kepala Sekolah melakukan Ujian Kepada Setiap anak yang ingin naik Kelas, dan tentunya pasti ada peringkat dalam Ujian itu, Anggap saja ada 20 Peringkat. Tetapi peringkat ini tidak diberitahu kepada siapapun kecuali Guru Staff
Sistem Pembagian Kelas ini dilakukan secara adil, Semua Peringkat Genap Di Taruh di Kelas A, dan Semua Peringkat Ganjil di Taruh di Kelas B. Dan Akhirnya Para Siswa telah mengetahui Kelas Baru mereka, yang mendapatkan Kelas A Gembira ria, sedangkan yang mendapatkan Kelas B, sedih, karena dia menganggap dirinya Kurang Pintar.
Sesampainya dirumah Anak yang mendapatkan Kelas A riang karena disambut gembira pula Oleh orang tua mereka, kebalikannya, Kelas B, pulang dengan lesuh karena menganggap dirinya Kurang Pintar dan pasti akan dimarahi oleh Orang Tua.
Anak yang menempati Kelas mendapat Pujian yang luar Biasa dari Orang Tua mereka, sedangkan Anak yang menampati Kelas mendapatkan Cacian dari Orang Tua Bahwa dia Adalah anak yang BODOH.
Pada kenyataanya setiap anak memiliki kemampuan yang sama, tapi dalam benak setiap orang termasuk orang tua mereka, Anak kelas A termasuk anak yang cerdas, dan anak Kelas termasuk anak yang kurang Pandai, Bahkan para Guru mengajar anak kelas B dengan sikap yang berbeda dengan tidak berharap banyak pada mereka.
Dan Tibalah saat penentuan kenaikan kelas salanjutnya, Hasilnya sesuai dugaan, Anak Kelas A menunjukkan prestasi yang lebih baik dari Anak Kelas B. Pada Kenyataannya hasilnya juga akan seperti itu jika dulunya mereka terpilih sebagai Anak Kelas A.
Mereka Benar Benar menjadi Anak Kelas A, dan dikelompok lain, mereka juga benar benar telah menjadi Anak Kelas B. Seperti apa mereka diajar sepanjang Pelajaran, seperti apa mereka dipercaya, demikianlah jadinya Mereka.
Kembali keatas, seperti yang gw bilang, bagaimana kita memandang, Anak kelas B tetap menjadi Anak kelas B, karena Lu menganggap dan mendoktrin mereka bahwa mereka adalah Golongan B, atau golongan Bodoh, Atau Golongan apalaaah yang penting dibawah. Andai saja orang tua meyakinkan mereka bahwa dimanapun Anak itu berada, dia tetap bisa menjadi yang terpintar maka Hasil diatas pasti akan berbeda :).
Ok.? Mari kita rubah Bagaimana cara kita memandang kepada setiap Orang.
0 comments:
Posting Komentar